Tuesday, 27 May 2014

KOPI INDONESIA

KOPI yang sekarang dikenal sebagai minuman populer di seluruh penjuru dunia awalnya hanya tumbuh di Afrika, tepatnya di Ethiophia. Sebuah legenda masyhur tentang penemuan Kopi sebagai minuman adalah cerita tentang Kaldi seorang pengembala kambing yang menyaksikan kambing peliharaannya terlihat sangat gembira setelah memakan buah dari sejenis tanaman perdu yang berwarna merah ketika sudah matang. Kaldi kemudian mencoba merebus buah ini dan meminumnya, dia merasakan sensasi yang menyenangkan. Belakangan, mulai ditemukan cara yang lebih nikmat dalam mengkonsumsi kopi. Dalam waktu yang lama kopi menjadi minuman istimewa yang hanya dikonsumsi para raja dan kaum bangsawan. Dari mana kopi di dapat menjadi rahasia yang ditutup rapat. Belakangan kopi mulai keluar dari Afrika dan menjadi minuman favorit para bangsawan dan orang kaya di Eropa. Tapi saat itu asal-usul kopi masih misteri, yang orang tahu bahwa tata niaga kopi sepenuhnya dikuasai oleh para pedagang Arab. Dari sinilah muncul istilah KOPI ARABICA.
Pada saat itu tentu saja harga kopi demikian mahal, dan banyak orang dari penjuru dunia yang tergiur untuk terlibat di bisnis komoditas ini, tapi para pedagang arab menutup rapat rahasia asal-usul komoditasnya yang sangat berharga itu. Pada akhir abad ke 19, seorang pedagang Belanda berhasil mencuri bibit kopi dari saudagar Arab di sebuah Pelabuhan di Yaman yang bernama Mocha. Oleh si Belanda, bibit kopi yang dicuri itu dibawa ke wilayah koloni negaranya, Jawa, tepatnya di lereng pegunungan Ijen di bagian ujung timur pulau ini. Ternyata kopi tumbuh subur di sana. Dan dengan itu berakhirlah monopoli Arab pada komoditas Kopi, Belanda kini jadi pemain baru. Sejak saat itu tidak hanya Arabica yang dikenal dalam istilah kopi, tapi juga muncul istilah JAVA untuk menyebut minuman kopi, kadang istilah ini dipadukan dengan Mocha, menjadi Mocha Java. Ini merujuk pada Kopi Jawa yang berasal dari bibit yang dicuri Belanda di Mocha. Sekarang istilah JAVA ini menjadi lebih terkenal lagi ketika seorang programmer pecandu kopi mengabadikannya menjadi nama sebuah program komputer dengan logo secangkir kopi hangat yang mengepulkan asap. Dari Jawa kopi mulai tersebar ke seluruh penjuru dunia. Awalnya Kopi dari Jawa dibawa ke Perancis untuk diteliti dan dimuliakan di pusat pengembangan tanaman di Perancis. Dan lagi-lagi seorang perancis yang memiliki tanah di koloni negara itu di Amerika Selatan berhasil mencuri tanaman ini, dan mengembangkannya di sana dan kemudian Amerika Selatan pun menjadi produsen kopi terbesar di dunia hingga hari ini. Akhirnya Kopi menjadi komoditas dunia yang konon sekarang merupakan komoditas perdagangan terbesar kedua di dunia setelah Minyak. Awalnya, Belanda menanam kopi di semua tempat. Tapi ternyata mutu kopi tersebut tidak sama di semua tempat. Melalui riset Belanda menemukan bahwa kopi yang tumbuh di dataran tinggi mutunya lebih baik dibanding kopi yang ditanam di dataran rendah. Belakangan diketahui, ini terjadi karena kopi yang ditanam di dataran rendah, terlalu cepat matang karena diakibatkan hawa panas sehingga bijinya menjadi ringan karena belum cukup banyak nutrisi yang diserap dari tanah. Lebih parah lagi, pada tahun 30-an, hampir semua perkebunan kopi milik Belanda di Jawa hancur akibat terserang hama karat daun. Riset kembali dilakukan, akhirnya ditemukan fakta bahwa di wilayah tropis yang dekat dengan khatulistiwa, tanaman kopi hanya bisa tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian di atas 800 meter. Masalahnya, di Jawa dan seluruh koloni Belanda di Hindia, tidak banyak daerah yang memenuhi syarat itu (Belakangan ditemukan spesies kopi lain yang tahan hama karat daun dan bisa tumbuh di dataran rendah, jenis kopi ini kemudian dikenal dengan nama Kopi Robusta, berasal dari kata ROBUST yang kurang lebih berarti tangguh, tapi sayangnya spesies kopi ini kurang disukai para peminum kopi di eropa). Pada awal abad ke-20, Belanda menaklukkan Aceh. Meskipun secara de jure sebenarnya Belanda tidak pernah benar-benar menaklukkan Aceh. Tapi secara fakta, sejak awal abad ke-20 Belanda lah yang menjadi penguasa memerintah dan menjadikan Aceh sebagai koloninya. Di Aceh Belanda menemukan sebuah dataran tinggi luas yang dikenal dengan nama [[Tanoh Gayo]], terletak di jantung wilayah ini, yang berdasarkan riset yang mereka lakukan ternyata sangat cocok untuk ditanami Kopi. Dan dari sinilah keajaiban itu bermula. Di Tanoh Gayo, Belanda membangun basis pemerintahannya di Takengen yang terletak tepat di tepi danau Laut Tawar yang permukaannya ada di ketinggian 1250 Mdpl. Belakangan kota ini berkembang menjadi pusat ekonomi dan pemerintahan dan menjadi kota terbesar di Tanoh Gayo. Perkebunan kopi pertama yang dikembangkan Belanda di daerah yang bernama Belang Gele yang terletak tidak jauh dari Kota ini. Sampai hari ini, daerah ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Tanoh Gayo. Dari Belang Gele, Kopi tersebar ke segala penjuru Tanoh Gayo yang berhawa dingin. Ketika pada tahun 1945, Belanda hengkang. Seperti yang terjadi di pulau Jawa, segala aset mereka termasuk perkebunan kopi tinggal di Gayo. Tapi berbeda dengan di Jawa yang operasional perkebunannya dilanjutkan oleh perusahaan pemerintah dan pekerjanya tetap dipekerjakan di Jawa. Di Gayo, yang terjadi berbeda. Setelah Belanda hengkang, kebun-kebun kopi yang tertinggal dibagi-bagikan kepada masyarakat setempat, terutama yang sebelumnya bekerja di sana. Seperti di Jawa, pasca revolusi fisik pemerintah Indonesia terkadang menghadiahkan perkebunan kopi peninggalan Belanda tersebut kepada para petinggi militer sebagai penghargaan atas jasa dan perjuangan mereka. Contohnya seperti perkebunan Kali Klatak di Banyuwangi, perkebunan kopi seluas 1300 hektar yang dulunya milik Belanda dihadiahkan oleh Pemerintah Indonesia kepada seorang perwira militer bernama Suhud. Di Gayo pun begitu, sebuah perkebunan milik Belanda beserta Pabriknya yang terletak di desa Bandar Lampahan (kini masuk wilayah administratif Bener Meriah), tepat di kaki gunung berapi aktif Burni Telong, dihadiahkan oleh pemerintah kepada seorang perwira militer asal Gayo bernama Ilyas Leubee yang di masa revolusi fisik menyabung nyawa di medan perang Medan Area. Tapi berbeda dengan Suhud, Ilyas Leubee tidak mengambil hadiah itu untuk dirinya sendiri. Ilyas Leubee yang kini telah almarhum, membagikannya kepada masyarakat sekitar dan tidak melanjutkan pengelolaan kebun itu, sehingga pabrik peninggalan Belanda itupun terbengkalai dan menjadi besi tua sampai sekarang. Mendapati bahwa ternyata tanaman Kopi sangat menguntungkan. Para petani yang tidak kebagian kebun kopi pun, mulai menanami lahan-lahan kosong di sekitarnya dengan tanaman kopi, sehingga saat ini terdapat sedikitnya 90 ribu hektar perkebunan kopi di dataran tinggi Gayo yang sekarang dipisahkan menjadi dua kabupaten. Ini menjadikan dataran tinggi Gayo sebagai produsen kopi Arabica terbesar tidak hanya di Indonesia, tapi juga Asia. Karena kebun kopi di Gayo dikelola oleh petani individual dengan rata-rata kepemilikan lahan maksimum 2 hektar. Karakter kopi Gayo menjadi sangat beragam, sudahlah jenis tanah dan ketinggian tumbuh yang berbeda bahkan terbilang ekstrim. (Tanah Vulkanis di Lukup Sabun, Bandar lampahan, Simpang Balik dan wilayah Bener Meriah lainnya dan bukan vulkanis di Jagong Jeget, Batu Lintang dan sekitarnya. Ketinggian sekitar 700-an Mdpl di Singah Mulo, sampai 1500-an Meter di Lukup Sabun). Varietas kopi yang ditanam pun berbeda-beda, mulai dari Bourbon sampai Catimor dengan aneka ragam variasinya. Belum lagi kita bicara penanganan pasca panen. Semua ini menjadikan Kopi Gayo menjadi kopi yang sangat unik dalam pandangan para pecinta kopi di dunia. Rasa kopi Gayo tidak pernah stabil tapi skor-nya selalu di atas rata-rata. Dan ajaibnya belakangan ditemukan, segala perbedaan ekstrim yang ada di Tanoh Gayo ini, membuat segala macam rasa khas kopi istimewa Dunia ada di Tanoh Gayo. Rasa khas Kopi Kintamani, Sulawesi bahkan sampai Kolombia dan Kenya pun bisa ditemukan di tanah ajaib ini. Keajaiban seperti yang ada di Gayo, tidak dapat ditemukan di sentra produksi kopi manapun di planet Bumi. Seperti Tuhan yang menghadiahkan Bordeaux yang layaknya surga bagi para pecinta anggur, ternyata Tuhan pun sudah menghadiahkan Gayo bagi para pecinta kopi di dunia. Bedanya, kalau Bordeaux mendapat apresiasi tinggi di Perancis sana, baik dari warga maupun pemerintahnya. Gayo, saat ini masih sedang berjuang mendapat apresiasi yang sangat layak didapatkannya, meskipun sekarang belum sampai ke tahap itu.

kopi Aceh/Gayo.

Meneguk nikmat dan harumnya secangkir kopi panas khas Aceh adalah suatu keharusan yang tidak boleh dilewatkan ketika Anda berkunjung ke Nanggroe Aceh Darussalam. Kopi aceh sangat spesial rasanya karena Anda tidak akan menemukan kopi senikmat kopi aceh di daerah manapun di Indonesia. Hal menarik saat menikmati kopi di Aceh adalah dengan bersantai dan bercanda dengan teman-teman dan kerabat. Menikmati kopi di Aceh adalah pengalaman yang unik dan langka.
Minum kopi merupakan tradisi dan kebiasaan sehari-hari yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam kehidupan masyarakat Aceh. Oleh karena itu, di Aceh banyak terdapat kedai-kedai kopi. Walaupun Takengon di Aceh Tengah dihiasi oleh perkebunan dan pabrik kopi, namun Lamno di Aceh Barat merupakan produsen kopi terbaik
Terkenal dengan biji kopi Arabikanya, Aceh memberikan kontribusi sebesar 40% dari produksi kopi Indonesia. Teknik membuat secangkir kopi di kedai kopi di Aceh tidak ada duanya. Para barista di sini tidak pernah pergi ke pelatihan khusus untuk belajar cara menyajikan secangkir kopi. Cara penyajian kopi di Aceh berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Di sini, kopi diseduh melalui beberapa penyaringan sampai pada kekentalan yang diinginkan sehingga membuat kopi lebih harum, nikmat dan memiliki efek rasa yang kuat.
Jenis Kopi Arabika merupakan jenis kopi terbanyak dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo di dataran tinggi Gayo Aceh. Hasil produksi Kopi Arabika dari Tanah Gayo ini adalah yang terbesar di Asia. Kopi Gayo Aceh memang memiliki cita rasa khas dan sudah diakui oleh seorang pakar uji cita rasa (cupper) kopi dunia, Christopher Davidson. Keberadaan kopi gayo juga tak lepas dari sejarah panjang penjajahan Belanda di Aceh bagian tengah pada awal abad ke 10. Pada tahun 1918 pemerintah Belanda menjadikan kopi gayo sebagai produk masa depan, hal ini seiring dengan tingginya minat pasar mancanegara terhadap keunikan cita rasa kopi gayo Aceh. Sebagian besar komoditas kopi arabika Gayo tersebut dikembangkan di tiga kabupaten yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Total perkebunan kopi Gayo Aceh pada tahun 2010 mencapai sekitar 94.500 hektare, terdiri dari 48.500 hektare di Aceh Tengah, 39.000 hektare di Kabupaten Bener Meriah, dan 7.000 hektare di Gayo Lues.

Kopi Lampung

Kopi Lampung cukup pantas dikategorikan sebagai salah satu kopi terbaik Indonesia karena keistimewaan aroma dan rasanya yang khas. Jenis kopi yang dibudidayakan oleh kebanyakan petani kopi di daerah lampung adalah jenis Kopi Robusta.  Sebagian besar perkebunan kopi Lampung di dataran tinggi Lampung merupakan perkebunan rakyat yang terpusat di daerah Lampung Tengah, Lampung Barat dan daerah Tanggamus.  Kawasan perkebunan Lampung Barat merupakan contoh perkebunan terbaik di Provinsi Lampung dalam hal peningkatan produksi dan mutu kopi, daerah ini juga telah menjadi lahan Perkebunan kopi percontohan bagi Provinsi Lampung dan Nasional. Komoditas kopi telah menjadi mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat yang tinggal di Lampung Barat. Data menunjukkan luas lahan perkebunan kopi di Kabupaten Lampung Barat telah mencapai 59.357 hektar, dengan hasil produksi biji kering per tahun mencapai 29.712 ton per hektar. Berikut data statistik luas lahan Perkebunan Kopi Lampung (2009-2kopi ini mempunyai karakteristik jenis robusta, flavor : tanah, tembakau, acidity : low

Delicious coffee from Mount Merapi

YOGYA - you want to enjoy coffee lovers and coffee -scented volcanic steeping while enjoying a night on the countryside ? Here's one place that must be visited . His name Gendon Coffee shop , serving traditional coffee shop coffee coffee growers results slopes of Mount Merapi . The owner is Yuniarto ( 27 ) who is also an entrepreneur of Sembuhan , Sendangmulyo Village , Sleman , Yogyakarta. In this village there is a coffee shop , located about 17 kilometers from the city of Jogja . Tonight on Monday ( 02/10/2014 ) We tested the steeping coffee trim Yuniarto , in a simple cafe which is located about 500 meters from the river bridge Ngapak progo . A cup of roasted Arabica coffee is discharged directly served hot . In the cool atmosphere complement the evening coffee at this cafe . Accompanied by chips and catfish grilled oyster mushrooms , do not feel the chat history with Yuniarto Coffee Merapi spend 1 hour . Arabica coffee cup cost Rp 7 thousand . "If a customer sometime Saturday night had to queue . So open until almost morning . If regular day , open from 5pm closes at 12 am , " said the Yuniarto . At this coffee shop , you can enjoy coffee trim robusta , arabica and blended ( robusta and arabica ) , there are also fetched the coffee from the mountains of Kulon Progo , and some coffee from all over Indonesia . For a cup of blended coffee sold Rp 8 thousand , while robusta coffee cup cost Rp 5 thousand. for espresso in bandrol Rp 10 thousand . Curious to enjoy coffee Merapi and see first hand how the direct processing of this coffee , take a friend , girlfriend , sister and family in order to grow beautiful atmosphere .

Places to drink good coffee and cheap in Yogjakarta

welcome to our blog .
case of the above title here I would like to inform you about a friend of a friend for coffee and hang out place is nice and comfortable .  gan this place, " Gendon coffee shop " located in Sleman district of Yogyakarta province . the place is a little far from the city of Jogja , because the coffee shop is located in a beautiful village . in the border area between Sleman district and Kulon Progo district , though far but easy enough to find the location of the shop , from the monument continues to follow the westward jogja Godean highway , approximately 10 miles from Clearwater Beach . indeed much but tiredness after a long journey that will soon relieved after sipping espresso or incise any other menu served by Gendon coffee shop .  I 've asked the shop owner to this , why not go in the city ? , he simply replied " food - beverage delicious though certainly much sought after customer brother " . I thought after thought poorer Bener too , because my own clay that time many customers who come with plate no vehicle out of town . I was talking to a few loyal customers Gendon coffee shops , they are coming away @ from Limassol , there are dri magelang , then which of the city there are areas skew of chess , Ko far away mad just want to slurp coffee .  in addition to coffee drinks menu , this shop also provides a menu of grilled catfish eat one of them . grilled catfish in this shop is mak nyusss , and became my favorite menu when visiting Gendon warumg coffee.There fried wader also derived and captured directly in the river Progo , it does place Gendon coffee shop is not far from the river Progo , because only 500 meters east ngapak bridge ( a bridge over the river connecting the Progo district , Sleman and districts . Kulon Progo ..  well for all the friends friend who was confused nyari place to hang out with my boyfriend or friends please Gendon tried stopping at the coffee shop . anyway not hurt to stop by there in addition to the menu @ her delicious , the price is also not sold out for the bag , I can say with the same quality and taste of the cafes in the city but you only pay half of the price of a cafe in the city . game came Gendon wrote to the coffee shop . lucky if you can fit the promo can eat and drink for free at the coffee shop Gendon survived the move

MENGENAL KOPI

Jangan mengaku sebagai penikmat kopi kalau Anda belum mengenal jenis-jenis kopi dan penyajiannya, lalu seperti apa memilih kopi yang baik, aroma kopi yang segar, ataupun cara penyajiannya. Berikut tips yang diberikan oleh dr Surip Mawardi, ahli kopi yang sudah berpengalaman selama 27 tahun, dan tergabung di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, dalam peluncuran Nescafe Teknologi ERA di 3 Degree – F Cone, FX Lifestyle X’center, Jakarta, Senin (8/2/2010). 1. Kopi arabika (arabica coffee) Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 70 persen pasar kopi dunia. Kopi arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam. Anda bisa menemukan kopi toraja, mandailing, kolumbia, brasilia, dan lain sebagainya. Antara kopi arabika yang satu dan yang lain punya perbedaan rasa. Berikut ciri-ciri kopi arabika: *Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah. Hidup di daerah yang sejuk dan dingin. * Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta. * Memiliki bodi atau rasa kental saat disesap di mulut. * Rasa kopi arabika lebih mild atau halus. * Kopi arabika juga terkenal pahit. 2. Kopi robusta Menguasai 30 persen pasar dunia. Kopi ini tersebar di luar Kolumbia, seperti di Indonesia dan Filipina. Sama seperti arabika, kondisi tanah, iklim, dan proses pengemasan kopi ini akan berbeda untuk setiap negara dan menghasilkan rasa yang sedikit banyak juga berbeda. Ciri-ciri kopi robusta: * Memiliki rasa yang lebih seperti cokelat. * Bau yang dihasilkan khas dan manis. * Warnanya bervariasi sesuai dengan cara pengolahan. * Memiliki tekstur yang lebih kasar dari arabika. 3. Kopi ekselsa, racemosa, dan liberica (african coffee) Merupakan jenis kopi yang berada di antara arabika dan robusta. Kopi tersebut saat ini masih dalam tahap pengembangan. 4. Kopi luwak Merupakan kopi yang berasal dari biji kopi arabika atau robusta yang dimakan oleh luwak. Luwak akan menelan buah kopi (berwarna merah) dan memprosesnya dengan enzim yang ada di perutnya. Biji dari buah kopi itu lalu terbuang bersama kotorannya. ”Biji inilah yang dinamakan kopi luwak. Kita masih meneliti enzim yang ada di perut luwak yang membuat kopi ini jadi lebih sedap,” tutur dr Surip kepada Kompas Female. Kopi luwak dihargai sekitar Rp 350.000, bahkan lebih, tergantung jenis kopi yang dimakan luwak. Kopi luwak menjadi lebih istimewa karena luwak mencari buah kopi yang 90 persen matang. Ia tidak melihat warna, tetapi menggunakan daya penciuman yang tajam dan selalu mencari kopi pada malam hari. Dalam satu pohon kopi, hanya 1-2 butir buah yang dimakan. Dengan begitu, kopi yang diambil oleh luwak adalah kopi dengan nilai kematangan tertinggi, yang tentunya amat berpengaruh pada rasa kopi nantinya. Apa pun jenis kopi yang ada, proses penyortiran hingga pengemasannya amat berpengaruh pada rasa kopi. Misalnya, kopi yang tercampur dengan tanah, daun, ranting, dan benda lainnya yang ikut terbawa saat pemetikan dan penjemuran kopi akan mempengaruhi cita rasa kopi. ‘Menilai kopi yang enak tidak bisa sekadar dari fisik sebab, jika fisiknya bagus tapi terkadang berlubang atau saat penjemuran terkena air hujan, maka itu akan membuat aroma dan rasa kopi menurun,” ungkap dr Surip. Sumber: Kompas.com | http://female.kompas.com/read/2010/02/09/1703067/Mengenal.Jenis.Kopi.Kelas.

KOPI DAN KECANTIKAN

Ada kabar baik untuk para penggemar kopi. Parapeneliti dariAustraliamenemukan bahwa konsumsi kopi mengurangi risiko terbentuknya diabetes tipe 2. Selain itu, kopi juga memiliki manfaat untuk kecantikan. Banyak sekali kaum perempuan juga memanfaatkan kopi untuk bahan kecantikan. Di daerahHawaii,Bali, atau negara Amerika Selatan sudah bertahun-tahun lamanya mengenal dan tahu akan manfaat kopi dan memakainya untuk perawatan kecantikan kulit mereka. Hal ini karena dalam penelitian terdapat kandungan kopi yang bermanfaat untuk kulit. Serbuk dari bubuk kopi bisa dipergunakan untuk bahan dalam sejumlah scrub. Di salon salon kecantikan Kopi juga dinikmati untuk spa dengan aroma harum kopi yang sangat istimewa. Manfaat lain dari kopi adalah sebagai pembasmi selulit. Selulit merupakan gumpalan lemak yang muncul dari jaringan ikat yang seharusnya menyelubunginya. Biasanya lemak ini bertempat di bawah jaringan ikat tersebut, tetapi karena ada suatu penyebab, jaringan menjadi agak melonggar dan akbatnya lemak menyembul. Sehingga menciptakan tampilan kurang indah yang akan menghiasi tubuh Anda. Selain hal tersebut di atas juga ada yang memanfaatkan kopi sebagai krim kulit. Bahan kafein yang terdapat dalam kopi bisa memberikan efek pada kulit menjadi lembut. Kafein tersebut juga bisa bertindak selaku vasorestrictor yang berarti dapat mengencangkan atau mengecilkan pembuluh darah. Melalui proses ini bisa secara efektif mengurangi timbulnya varises. Sumber: Indonesia Online News http://indonesia-liek.blogspot.com/2011/08/manfaat-kopi-untuk-kesehatan-khasiat.html

Geliat kopi Arabica Menoreh di pasar lokal yogyakarta

Malam terus merambat di langit Yogyakarta, tetapi kehidupan masih berdenyut di sejumlah warung kopi yang bertebaran di kota itu. Ini bukanlah hal aneh di Jogja. Minum kopi sambil mengobrol di kedai, percayalah, sudah menjadi tradisi di wilayah ini. Tetapi, jika Anda teliti, ada alternatif jenis kopi berbeda yang dijual di sebagian besar warung kopi yang bertebaran di kota itu, belakangan ini. "Aku dulu sangat intens dengan kopi Robusta," kata Ardian, warga wonosobo yang kuliah di jogja, seraya menyebut kedai kopi Gendon warung kopi. "Tapi, setelah mendapat informasi baru tentang kopi Arabica, saya pelan-pelan beralih ke kopi ini." Harga secangkir kopi jenis Arabica yang relatif mahal, sempat membuat Ardi ciut hati. Dan cita rasanya? "Awalnya masih sangat aneh di lidah," kata Ardi yang juga seorang Fotografer ini. Namun beberapa kali mencoba, pria ini kemudian jatuh cinta pada kopi jenis Arabica. "Dan, dalam empat bulan terakhir, budaya ngopiku berubah," akunya, seraya tertawa. "Aku dulu sangat intens dengan kopi Robusta... Tapi, setelah mendapat informasi baru tentang kopi Arabica, saya pelan-pelan beralih ke kopi ini. " Reza Abdulah, warga Aceh. Reza tidak sendiri. Selama empat hari tinggal di jogja pada April 2014 lalu, saya bertemu lebih dari selusin penikmat kopi yang memiliki pengalaman sama. Intinya, mereka berkata, kini tidak semata minum kopi Robusta tetapi pelan-pelan beralih ke kopi jenis Arabica terutama Arabica menoreh. Sengaja dikampanyekan Kopi jenis Arabica menoreh (java coffee), yang diminum Reza dan warga jogja lainnya, berasal dari dataran tinggi menoreh di wilayah kab. Kulon progo. Para ahli kopi mengatakan, kopi yang ditanam para petani di dataran tinggi Menoreh ini, disebut memiliki cita rasa khas dan sudah diakui dunia. Itulah sebabnya, sejak awal, kopi ini telah diekspor ke berbagai negara, utamanya ke Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Sejak sekitar tiga belas tahun silam, Starbuck Coffee, perusahaan kopi terbesar di dunia, delapan puluh persen mendatangkan kopi jenis Arabika dari Indonesia untuk kebutuhan dunia. Kopi Arabica Menoreh selama ini dikonsumi masyarakat di luar Jogja dan Indonesia. "Starbuck beli kopi dari Indonesia dan dia bawa ke Seattle, AS, dan dicampur dengan kopi dari seluruh dunia, lalu dikirim dan dijual kembali ke Indonesia," kata Caecilia , seorang penikmat kopi dan pengusaha kopi asal Sleman Yogyakarta. Akibatnya, harga kopi Arabica asal indonesia menjadi selangit. Masyarakat Jogja kebanyakan, yang memiliki tradisi minum kopi di kedai-kedai, menjadi terasing dengan jenis kopi Arabica yang ditanam di tanahnya sendiri. Belakangan, ada kesadaran yang berkembang di masyarakat Jogja untuk mengenalkan kopi jenis ini ke masyarakat lokal Jogja dan sekitarnya. "Pada tahun 2013, kita mulai menggerakan, mensosialisasikan ke warga Jogja dan sekitarnya, bahwa rasa kopi Arabica lebih nyaman dari Robusta," kata Caecilia. " Yuniarto wicaksana, pemilik gendon warung kopi dan penggemar kopi. Saat ini, menurutnya, penikmat kopi di kedai-kedai di wilayah Jogja dan sekitarnya, mulai berubah. "Sekitar 20% dan 30% sudah beralih ke Arabica," tandasnya. Menguntungkan? Pertanyaannya kemudian, kenapa ketika ekspor kopi Arabica asal indonesia dianggap menguntungkan, para pengusahanya saat ini ramai-ramai membuka pasar lokal? Pertengahan April 2014 lalu, saya mendatangi kedai kopi milik Yuniarto W yang diberi nama Gendon warung kopi. Terletak di jln Godean Km 18, kafe ini dibangun secara menarik, dengan menampilkan suasana unik nyentrik dengan sentuhan perpaduan antara gaya moderen dan klasic. Starbuck Coffee mendatangkan kopi jenis Arabica dari Indonesia untuk kebutuhan dunia. Beberapa orang yang saya temui menyebut, kedai kopi milik mas Yuniarto ini merupakan salah-satu kedai pertama yang menjual kopi Arabica menoreh. "Saya investasi sangat besar (membangun kafe) untuk membuat orang kita mengubah imej kopi Arabica Menoreh," kata mas Yuniarto. Menurutnya, upayanya mengenalkan Kopi Arabica Menoreh adalah untuk membantu petani kopi di pegunungan menoreh. "Bagaimana caranya kita mendongkrak harga kopi yang ada di petani," ujarnya. Dia juga bercita-cita agar masyarakat jogja dapat menikmati kopi Arabica berkualitas asal Pegunungan Menoreh, yang selama ini cuma bisa dikonsumsi di restoran mahal seperti Starbucks. "Tapi kalau kita nggak pernah mengkonsumsi, dan yang kita jual setengah jadi, kita nggak bisa berbuat apa-apa," katanya lagi. Namun bagaimana dia meyakinkan masyarakat Jogja, yang terbiasa mengkonsumsi kopi Robusta dengan harga lebih terjangkau? "Tred setter-nya bule," ungkapnya seraya menambahkan, dia juga mengundang tokoh masyarakat dan warga Banda Aceh lainnya untuk "mencoba" kopi Arabiya Menoreh. Untung sedikit Puluhan kilometer dari Kota jogja, petani Kopi Arabica di dataran tinggi Menoreh, sedikit-banyak ikut merasakan imbas ekonomi dari upaya sistematis memasyarakatkan kopi Arabica, meskipun hasilnya belum seperti yang dibayangkan. Bachtiar, petani kopi di Samigaluh, Kulon Progo, mengatakan, perubahan konsumsi dari kopi Robusta ke kopi Arabica yang belakangan terlihat di wilayah Jogja dan sekitarnya, belum berdampak luar biasa kepada keuntungan mereka. "Petani kopi ini sangat tergantung pada harga yang ditetapkan oleh para pengepul (pembeli lokal). Pengepul menetapkan harga berdasarkan kurs Dollar AS dan nilai jual di luar negeri," kata pria yang berusia 46 tahun ini. Jadi, "meningkatnya konsumsi kopi Arabica di masyarakat, tidak terlalu besar pengaruhnya kepada petani. Namun yang lebih besar pengaruhnya kepada pedagang kopi atau pengusaha yang membuka kafe kopi." "Kalau tingkat petani cuma 5% naik grafik keuntungannya," tambahnya. Meskipun demikian, akunya, kini petani kopi di Jogja dan sekitarnya mulai bersemangat untuk merawat lebih intensif pohon kopinya. Konsumsi luar negeri Sampai tiga tahun lalu, nilai ekspor kopi Arabica Indonesia naik sekitar US$50 juta jika dibandingkan setahun sebelumnya. Sejumlah pengusaha kopi Arabica di Indonesia mengaku, nilai ekspor kopi Indonesia masih lebih besar dibanding keuntungan yang diperoleh untuk konsumsi lokal. banyak pengusaha kopi Indonesia sejauh ini lebih banyak mengekspor kopi Arabica ketimbang untuk konsumsi lokal. Sebaliknya, pengusaha kopi dan pemilik Kedai Gendon Warung kopi,Mas Yuniarto menyatakan, belakangan keuntungannya dari pasar lokal lebih menjanjikan ketimbang dari nilai ekspor. Bagaimanapun, upaya memperkenalkan kopi Arabica asal Menoreh terus dilakukan, sehingga masyarakat Aceh pencinta kopi makin mengenalnya. Harapan agar pengembangan kopi asli Menoreh ini berimbas kepada penghasilan petani tentu patut didukung.

Tempat ngopi enak dan murah di jogja

selamat datang di blog kami. sepeti judul di atas disini saya ingin mengimformasikan kepada teman teman tentang sebuat tempat buat ngopi dan nongkrong yang ebak dan nyaman. ini nih gan tempatnya,"Gendon warung kopi" terletak di provinsi Jogjakarta kabupaten sleman. tempatnya memang agak jauh dari kota jogja, karena kedai kopi ini terletak di desa yang asri. di daerah perbatasan antara kabupaten sleman dan kabupaten kulon progo, meskipun jauh tapi cukup mudah untuk menemukan lokasi kedai ini, yaitu dari tugu jogja kebarat terus ikuti jalan raya godean, kurang lebih 10 km dari tugu jogja. memang jauh gan tp rasa capek setelah menempuh perjalanan jauh itu akan segera terobati setelah menyeruput espresso menoreh ataupun menu lain yang di sajikan oleh gendon warung kopi. pernah saya tanya ke pemilik kedai ini, kenapa gak buka di daerah kota mas ?, beliau hanya jawab "makanan-minuman yang enak meskipun jauh pasti dicari pelanggan mas". setelah saya pikir pikir tenyata bener juga, karena saya liat sendiri waktu itu banyak pelanggan yang datang dengan plat no kendaraan luar kota. saya sempat ngobrol sama beberapa pelanggan setia kedai kopi gendon, mereka ada yang datang jauh@ dari wonosobo, ada yang dri magelang, trus yang dari dalam kota ada yang dari daerah condong catur, gila bener jauh jauh cuma pengen nyeruput kopi. selain menu minuman kopi, kedai ini juga menyediakan menu makan salah satunya lele bakar. lele bakar di kedai ini memang mak nyusss, dan menjadi menu favorit saya ketika berkunjung ke gendon warumg kopi.ada juga wader goreng yang berasal dan di tangkap langsung di sungai progo, memang sih tempat gendon warung kopi ini tidak jauh dari sungai progo, karena hanya 500 meter timur jembatan ngapak (jembatan di atas sungai progo yang menghubungkan kab, sleman dan kab. kulon progo.. nah bagi temen temen semua yang sedang bingung nyari tempat untuk nongkrong bareng pacar atau temen silahkan nyoba mampir di gendon warung kopi. toh gak ada ruginya mampir kesana selain menu@nya enak, harganya juga gak buat kantong ludes, bisa saya katakan dengan kualitas dan rasa yang sama dengan kafe2 yang ada di kota tp anda cukup membayar separo dari harga kafe di kota. buruan datang aja ke Gendon warung kopi. kalau pas beruntung kalian bisa dapet promo makan dan minum gratis di gendon warung kopi selamat beraktivitas